Istana Al-Hambra di Granada, Saksi bisu Kejayaan Islam
Sumber Gambar: http://www.letstakethekidstravel.com |
Istana Alhambra
berdiri kokoh di bukit La Sabica, Granada, Spanyol. Ia menjadi saksi
bisu sekaligus bukti sejarah kejayaan Islam di Spanyol (dulu Andalusia).
Nama Alhambra berasal dari bahasa Arab, hamra’ , bentuk jamak dari ahmar yang
berarti “merah”. Dinamakan Istana Alhambra–yang berarti Istana
Merah–karena bangunan ini banyak dihiasi ubin-ubin dan bata-bata
berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan
keramik yang bernuansa seni Islami, di samping marmer-marmer yang putih
dan indah.
Namun demikian, ada pula yang berpendapat, nama
Alhambra diambil dari Sultan Muhammad bin Al-Ahmar, pendiri kerajaan
Islam Bani Ahmar –kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Spanyol
(1232-1492 M).
Selain menjadi bukti kejayaan Islam, Istana
Alhambra yang bernilai seni arsitektur tinggi ini juga memperlihatkan
peradaban tinggi umat Islam tempo dulu.
Istana Alhambra adalah
simbol puncak kejayaan Islam di Spanyol. Islam masuk ke negeri ini
dibawa oleh pasukan Islam pimpinan Thariq bin Ziyad yang dikirim raja
muda Islam di Afrika, Musa bin Nusair. Pasukan Islam sendiri datang
untuk memerdekakan Andalusia (Spanyol) dari kekacauan hebat atas
permintaan Gubernur Ceuta, Julian.
Thariq membawa sekitar 12.000
pasukan ke Gibraltar pada Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol lewat selat di
antara Maroko dan Spanyol yang kemudian diberi nama sesuai dengan
namanya, Jabal Thariq.
Tanggal 19 Juli 711 M pasukan Islam
mengalahkan pasukan Kristen di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus
menguasai kota-kota penting –Toledo, Kordoba, Malaga, dan Granada,
hingga akhirnya Spanyol berada di bawah kekuasaan Khilafah Bani Umayyah
(Suriah). Sejumlah kerajaan Islam pun berdiri di Spanyol, seperti di
Toledo (Raja Muda, 711-756 M), Malaga (Raja Hamudian, 1010-1057),
Saragoza (Raja Tujbiyah, 1019-1039 dan Raja Huddiyah, 1039-1142),
Valencia (Raja Amiriyah, 1021-1096), Badajos (Raja Aftasysyiyah,
1022-1094), Sevilla (Raja Abbadiyah, 1023-1069), dan Toledo (Raja Dzun
Nuniyah, 1028-1039).
Sumber Gambar: http://planetden.com |
Hampir delapan abad lamanya Islam berkuasa di
Spanyol dengan ibukotanya Cordoba. Selain Istana Alhambra, satu lagi
monumen penting kejayaan Islam di Spanyol adalah Masjid Cordoba yang
kini beralihfungsi menjadi Gereja Santa Maria de la Sede atau katedral
“Virgin of Assumption”.
stana Alhambra didirikan oleh kerajaan
Bani Ahmar atau bangsa Moor (Moria) dari daerah Afrika Utara. Bangsa
Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia
(Spanyol), Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh
Sultan Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Sa’id
bin Ubaidah, seorang sahabat Rasulullah saw dari suku Khazraj di
Madinah.
Pembangunan Istana Alhambra dilakukan secara bertahap,
antara tahun 1238 dan 1358 M. Istana ini dilengkapi taman juga
bunga-bunga indah nan harum. Ada juga Hausyus Sibb (Taman Singa) yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer.
Sumber Gambar: http://www.kelanaconvoy.co.uk/spain.htm |
Ada
pula Ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan), ruangan yang berukuran 36,6 m x
6,25 m yang terdapat pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang
lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m
dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat teras serta deretan
tiang dari marmer; Ruangan Dua Perempuan Bersaudra (Baitul al-Ukhtain),
yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan
Al-Ahmar; Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak
ruangan-ruangan lainnya, seperti ruangan Duta, ruangan As-Safa’, ruangan
Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri. Di sebelah utara
ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.
Selain itu,
istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan plesteran yang
kemerah-merahan. Yang lebih unik lagi pada bagian luar dan dalam istana
ini ditopang oleh pilar-pilar panjang sebagai penyangga juga penghias
istana Alhambra. Dinding luar dan dalam istana banyak dihiasi kaligrafi
dengan ukiran khas yang sulit dicari tandingannya hingga kini.
Raja-raja
Bani Ahmar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Saat itu
bidang pertanian dan perdagangan sangat maju. Yang menyebabkan kerajaan
ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam, yakni sengketa yang terjadi di
dalam kerajaan sendiri.
Sultan Muhammad XII Abu Abdillah an
Nashriyyah, raja terakhir Bani Ahmar, tidak berhasil mempertahankan
kerukunan keluarga kerajaan. Akhirnya energi mereka terkuras. Akibat
fatalnya, kerajaan pun tidak dapat bertahan ketika datang serangan dari
dua buah kerajaan Kristen yang bersatu, Raja Ferdinand V dan Ratu
Isabella. Kedua pemimpin kerajaan ini pula yang mendukung penjelajahan
Columbus tahun 1492 M.
Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V
mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga
–kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar,
Baranicar, dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya
tunduk, tepatnya tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota
ini diserahkan oleh raja terakhir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi
penyerahan Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.
Keberhasilan
Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai Granada, membuat Paus
Alexander VI (1431-1503) yang terkenal dengan perjanjian Tordesillasnya
tahun 1494 memberi gelar kepada raja dan ratu ini sebagai “Catholic
Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.
Kejatuhan
Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol.
Pasca kejatuhan kerajaan Islam terakhir ini, umat Islam diberi dua
pilihan: berpindah keyakinan (masuk Kristen) atau keluar dari tanah
Spanyol.
Memasuki Abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad
dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan
keindahan Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen.
Demikian pula Masjid Cordova yang dijadikan katedral “Virgin of
Assumption”.
Namun Islam tidak benar-benar lenyap di negeri ini.
Kini umat Islam di Spanyol diperkirakan sudah mencapai 750.000 orang
(data sensus 2000) dari 40 juta jumlah total penduduk Spanyol. Islam
menggeliat bangkit ketika pemerintah Spanyol mengakui Islam sebagai
agama resmi berdasarkan UU Kebebasan Beragama yang disahkan pada Juni
1967.
*dikutip dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar