Kudus, Kota Kecil Penuh Keunikan
Kabupaten Kudus merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil di Jawa Tengah. Namun dibalik luas wilayahnya yang kecil, kabupaten yang terletak di sebelah timur kota Semarang ini memiliki banyak keunikan yang belum banyak orang ketahui. Berikut adalah 7 Keunikan yang dimiliki Kabupaten Kudus.
1. Kudus
Kota Santri
Berdirinya
kota Kudus tidak lepas dari peran para pemuka agama islam khususnya Sunan Kudus
(Djafar Shodiq). Sunan Kudus merupakan seorang pemuka agama yang pernah menimba
ilmu di Palestina. Karena keberhasilannya menyembuhkan wabah penyakit, ia
diberikan piagam kuasa tanah oleh ulama di Palestina, namun Sunan Kudus meminta
untuk memindahkan hak atas tanah tersebut di pulau Jawa. Kemudian beliau datang
ke kota Kudus untuk menyebarkan agama islam. Saat Sunan Kudus datang, beliau
membangun sebuah Masjid yang sekarang dikenal sebagai Masjid Menara Kudus. Piagamnya
yang bertuliskan huruf arab kuno tersebut masih tertata rapi di atas mihrab
masjid Menara Kudus. Nama Kudus sendiri merupakan nama yang diberikan oleh
Sunan Kudus dari bahasa arab Al-Quds
yang berarti suci. Selain Sunan Kudus,
Sunan Muria juga mengikuti jejak adiknya untuk menyebarkan agama islam di
bagian utara Kudus yang terkenal dengan kawasan Gunung Muria. Karena tradisi
keislamanya inilah Kudus disebut sebagai kota Santri.
2. Menara
Kudus, Akulturasi Budaya Hindu, Jawa dan Islam
Menara Kudus |
Menara Kudus merupakan
sebuah bangunan kuno yang berada di komplek Masjid Menara Kudus. Jika dilihat
dari luar, bangunan ini tampak seperti sebuah candi. Latar belakang pembangunan
menara ini merupakan salah satu cara
yang digunakan Sunan Kudus untuk menyebarkan agama islam. Menara yang terbuat
dari tumpukan batu bata merah tanpa semen ini merupakan akulturasi budaya
Hindu, Jawa dan Islam. Sebelum Sunan Kudus datang mayoritas penduduk kota
tersebut beragama Hindu, sehingga Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang
preventif dalam penyebaran agama islam agar tidak menimbulkan gejolak di
masyarakat. Tempat wudhu di Masjid Menara Kudus ini juga menggunakan hiasan
arca di atas pancurannya yang berjumlah delapan buah, yang dalam agama Hindu
disebut Astavidha (8
jalan kebenaran). Sementara puncak menaranya menggunakan tradisi Jawa
yaitu 4 kayu penopang (soko guru) dari kayu jati. Menara Kudus merupakan simbol
akulturasi Hindu Jawa dan Islam yang penuh toleransi.
3. Larangan
Menyembelih Sapi
Sate Kerbau |
Jika anda berkunjung ke
Kabupaten Kudus, anda tidak akan menemui kuliner dengan daging sapi sebagai
bahan utamanya, karena di Kudus ada larangan untuk menyembelih sapi. Konon
ceritanya berawal ketika Sunan Kudus kelelahan, beliau diberi minum susu sapi
oleh orang Hindu setempat. Sapi merupakan hewan yang dimuliakan oleh umat
Hindu, sehingga Sunan Kudus melarang penyembelihan sapi untuk menghormati
kepercayaan tersebut. Tradisi ini masih dijaga dan dilestarikan hingga saat
ini. Saat hari raya Idul Adha, masyarakat Kudus menggunakan daging kerbau untuk
disembelih dan dikonsumsi, begitu juga dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
jika anda berkunjung ke Kudus, anda akan menjumpai berbagai macam kuliner berbahan
utama daging kerbau, seperti sate kerbau dan soto kerbau.
4. Kudus
Kota Kretek
Kudus juga disebut
sebagai kota Kretek, nama kretek ini sendiri berasal dari bunyi “kretek” saat
rokok dihisap. Rokok awalnya merupakan ramuan tembakau dan cengkeh yang dibuat
oleh salah satu warga Kudus, Haji Djamhari untuk menyembuhkan menyakit sesak
nafas. Karena keampuhannya itu kemudian ramuan tersebut tersebar ke masyarakat.
Kemudian mulailah bermunculan industri-industri rokok. Industri rokok yang
terkenal pada saat itu adalah Bal Tiga
milik Nitisemito yang saat itu pula dinobatkan sebagai orang terkaya di Kudus.
Awalnya bungkus rokok menggunakan klobot
jagung kemudian berkembang hingga saat ini. Terdapat suatu museum di Kudus yang
bernama Museum Kretek, musium ini berisi sejarah dan perkembangan produksi
rokok dari dulu hingga sekarang. PT. Djarum merupakan industri rokok terbesar
di Indonesia saat ini yang menyumbang pendapatan bea cukai terbesar. Perusahaan
rokok di Kudus juga menjadi perusahaan yang menyerap tenaga kerja terbanyak,
hal ini pula yang menjadi peluang kerja bagi masyarakat di Kabupaten Kudus.
Karena eratnya hubungan antara rokok dan Kudus inilah sehingga kabupaten Kudus
disebut sebagai kota Kretek
5. Memiliki
Gerbang Kota Termegah se-Asia Tenggara
Gerbang Kota Kudus |
Akhir tahun 2014 lalu,
Kabupaten Kudus meresmikan gerbang kota barunya, gerbang kota ini
digadang-gadang sebagai gerbang kota termegah di Indonesia bahkan
Asia-Tenggara. Gerbang ini berbentuk replika daun tembakau yang melengkung dan
bunga cengkeh sebagai penyangganya. Gerbang ini juga dihiasi lampu dengan
berbagai warna yang indah di malam hari. Tembakau dan cengkeh merupakan bahan
baku pembuatan rokok, sehingga gerbang ini merupakan simbol Kota Kudus sebagai
kota Kretek. Pembangunan gerbang megah yang menelan dana hingga 16 miliar
rupiah ini dibiayai oleh PT. Djarum yang merupakan perusahaan rokok terbesar di
Indonesia
6. Pusat
Perbelanjaan se-Karesidenan Pati
Pasar Kiwon (salah satu pusat grosir di Jawa Tengah) |
Jika anda tinggal di
wilayah Karesidenan Pati, anda tidak akan puas jika belum berbelanja di Kudus.
Kudus memiliki dua pasar tradisional yang merupakan pusat grosir di Jawa
Tengah. Selain itu di Kudus juga terdapat empat pusat perbelanjaan modern
(Mall). Hal inilah yang menyebabkan ramainya pusat-pusat perbelanjaan menjelang
lebaran. Pengunjung tidak hanya berasal dari masyarakat Kudus saja melainkan
juga masyarakat di Karesidenan Pati.
7. Kota
Pemasok Pebulutangkis Kelas Dunia
GOR Djarum Kudus |
Siapa yang tak kenal legenda bulutangkis
dunia seperti Liem
Swie King dan Christian
Hadinata, dua atlit hebat ini merupakan didikan klub PB Djarum Kudus. Klub
bulutangkis milik PT. DJARUM yang digadang memiliki GOR termegah se-Asia Tenggara
ini merupakan pemasok atlit-atlit bulutangkis hebat di Indonesia. Setiap tahun
ribuan anak dari berbagai kota di Indonesia mengikuti audisi beasiswa
bulutangkis di sini. Fasilitas yang mumpuni dan juga para pelatih yang kompeten
menjadi kunci sukses PB Djarum dalam dunia bulutangkis. Muhammad Ahsan dan
Tantowi Ahmad merupakan cerminan didikan PB Djarum di masa kini dengan menyabet
gelar juara dunia di Guangzhou, Cina pada 2013 lalu. Tak hanya itu Muhammad Ahsan dan
pasangannya Hendra Setiawan mampu mempertahankan gelarnya di tahun 2014. Dengan
perkembangannya yang semakin maju PB Djarum masih berpotensi untuk menciptakan
bintang-bintang bulutangkis di masa depan.
Kabupaten
Kudus merupakan kabupaten yang sarat akan nilai historis, budaya dan religi.
Tak hanya itu kabupaten Kudus juga merupakan pusat perkembangan industri dan
perdagangan. Dengan berbagai keistimewaan yang dimiliki, kabupaten Kudus layak diperhitungkan
sebagai destinasi wisata yang wajid dikunjungi.
Komentar
Posting Komentar